Minggu, 19 Oktober 2014

Hf Sul (Hafiz Sulaiman)


Hf sul adalah anak ketiga dari enam bersaudara, lahir dari pasangan Abdul Qosim dan Mahni. Lulus SD 2004, SLTP 2007 dan SLTA Tahun 2010. Hf Sul merupakan anak pendiam dan pemalu.
Bekas-bekas karakter tersebut masih tersisa sampai hari ini, walau cendrung telah berubah drastis. Siafat pemalu yang dominan waktu itu menjadikan Hf Sul anti sosial, bahkan ketika orang tua bertitah menemani tamu yang berkunjung, Hf Sul sudah lebih dahulu lari dan sembunyi dalam rumah. Sifat ini mendominasi selama masa remaja hingga kira-kira umur 18-an tahun. Suatu saat teman kuliah kakak Hf Sul berkunjung, dimana saat itu tidak ada seorangpun dirumah, jadi  mau tidak mau harus berhadapan dengan mereka. Saat itu betapa malunya Hf Sul duduk diam tanpa kata, tidak tau harus berkata apa, ngobrol bagaimana. Hf Sul tidak tau bagaimana bertanya mengenai berbagai perihal mereka. Keringat bercucuran sambil merunduk. Ketika mereka menyapa, Hf Sul hanya bisa menjawab pertanyaan mereka dengan singkat dan bersikap banyak senyum. Inilah penyebab masyarakat terkadang tidak memahami Hf Sul dan tidak memiliki banyak sahabat kecuali yang selevel dengan Hf Sul. Jangankan dari tamu yang belum Hf Sul kenal, dari tetangga sendiri yang tiap hari saling lihat dan bergaul, masih pemalu. Saat Ibu Hf Sul bertitah untuk meminjam sesuatu atau meminta garam di rumah tetangga[1], Hf Sul mesti mengatakan “Ibu aku malu”. Orang tua Hf Sul tidak habis herannya bagaimana Hf Sul  semalu ini. Tetangga dan orang-orang yang mengenal Hf Sul juga mengatakan hal yang sama, padahal saudara-saudara Hf Sul tidaklah seperti Hf Sul. Tetapi itulah Hf Sul. Seorang remaja yang pemalu, pendiamn dan misterius.
Keadaan ini begitut kental terasa. Selain itu, hal unik lainnya yang khas dari Hf Sul adalah “langka tertawa”, tentu penyebab utamanya adalah dualism sifat tadi (pendiam dan pemalu). Walau terkadang teman-teman Hf Sul ngobrol dengan banyak tertawa, namun Hf Sul tidak mudah ikut tertawa. Saat itu Hf Sul tidak pernah merasa ada yang lucu pada seluruh tingkah laku dan lelucon teman Hf Sul.  Hf Sul susah bisa tertawa, paling jauh hanya bisa tersenyum, dan paling jauhnya lagi dapat memperlihatkan sentilan gigi depan. Tetapi itupun bagaikan mencari jarum yang hilang ditengah tumpukan jerami. Sebuah problema yang menjadikan Hf Sul terkenal dengan gelar “Senyuman Rasulullah”. Tidak heran kemudian diantara teman-teman Hf Sul membuat sebuah perlombaan, bagi siapa saja yang bisa membuat Hf Sul tertawa, akan diberi upah untuk itu. Sungguh suatu kenangan luar biasa sekaligus lucu bagi Hf Sul. Dimana ketika mengingat hal tersebut hari ini, menjadikan Hf Sul tersenyum sendiri.
Semasa SLTA, perubahan drastis mulai terjadi. Seiring dengan banyaknya kawan di pesantren, angin kehidupan baru bertiup pelan, sebuah era baru telah lahir. Namun masih terbatas pada teman laki-laki, dan belum memiliki mental untuk mengenal apalagi bermain dengan wanita. Sungguh Hf Sul adalah cowok pemalu, sekalipun itu adalah teman sekelas yang tiap hari bertemu dan mengerjakan tugas sekolah bersama. Sifat yang dulu melekat kental pada diri Hf Sul sekarang memang telah terkikis sedikit demi sedikit, walau belum teras sempurna. Masih berjalan munuju sebuah proses, proses menjadi. Dari titik terendah dan terus meluncur hingga hirarki tertinggi Insya Allah.
Analisis Makna dari Sebuah Nama
Hari ini, Hf Sul berfikir mungkinkah sifat tersebut merupakan sebuah konsekwensi dari sebuah nama, ataukah mutlak hasil bentukan lingkungan? Hafiz Sulaiman adalah nama pemberian orang tua. Tetapi suatu saat Hf Sul mendengar kata Abdul di awal nama cukup indah  dan terasa tepat, sehingga Hf Sul menambah sendiri dengannya, dan terpakai sejak itu sampai hari ini. Disini, Hf Sul ingin sedikit menganalisis makna. Kerena nama Hf Sul terdiri dari tiga suku kata, tentu memiliki makna yang berbeda dan mungkin beragam. Meminjam bahasa mufassir yang berarti multi tafsir.
Pertama, Abdul. Secara bahasa, berasal dari bahasa arab, dari fiil madi عبد, yang berarti menyembah atau ibadah. Kata ini juga bisa berkembang menjadi berbagai I’rob. Salah satunya jika di isim fi’ilkan menjadi عابد, yang berarti orang yang menyembah. Secara istilah berarti seorang yang memfokuskan diri mencapai hirarki tertinggi menuju sang Khaliq. Menyerahkan universalitas diri, seutuhnya kepada Dia yang tidak dapat difahami manusia. Nama Abdul secara histors terpakai  berabad-abad yang lalu oleh bangsa Arab, dimana bahasa Arab tersebut lahir. Nama Abdul sendiri menjadi sebuah nama bagi mereka yang menyembah objek tertentu, dan telah lazim terpakai sebagai awal nama bagi mereka yang beragama Islam pasca lahirnya Islam. Hal ini memiliki asas kuat setelah beberapa klaim yang menghubungkannya dengan sabda baginda Nabi, bersama beberapa nama Islami lainnya. Beberapa tafsir bebas memang sebuah aset kekayaan, namun hanya ada satu pilihan dari keberagaman makna tersebut. Hf Sul disini akan lebih menekankan makna Abdul sebagai hamba, hamba milik seorang, atau seorang yang bertuan. Kemudian Hf Sul akan lebih mempertajamnya lagi dengan penekanan makna yang terbatas pada hamba Tuhan. Inilah sekelumit pengembangan dari kata Abdul sendiri, yang sebebnarnya masih membutuhkan kupasan yang lebih luas, iya karena adanya multi tafsir. Setidaknya begitulah menurut sang pemilik nama, Hf Sul.
Kedua, Hafiz. Kata ini terambil dari bahasa arab, حفظ-يحفظ-حفظ yang berarti menjaga, menghafal dan mengetahui. Sederhananya dapat diartikan sebagai seorang penghafal jika di isim fa’ilkan. Lengkapnya kata Hafiz memiliki tiga pilar makna. Yang pertama adalah  menjaga. Apakah yang dijaga? Ada banyak hal yang harus dijaga, dalam konteks sosial kemasyarakatan dan politik, menjaga adalah hal esensial yang menjadikan sang penjaga dihormati, bahkan dielu-elukan, seperti tokoh nasional yang dapat menjaga keutuhan wilayahnya dari gerogotan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dalam konteks teologi sunni, aqidah merupakan hal primer. Menjaganya dengan segenap jiwa raga, dalam bentuk pendalaman pengetahuan dan membela kebenaran. Menjaga keyakinan yang merupakan fitrah sejak lahir sampai tercabutnya tancapan ruh dari penjara materi (tubuh). Secara umum, Hafiz berarti menjaga seutuhnya tradisi, ajaran dan nilai-nilai luhur dan mebentenginya dari serangan-serangan yang berniat menghancurkannya. Yang kedua, hasil akhir dari kata Hafiz adalah terjaga. Ketika telah menjaga kemurnian kebenaran, kini Hafiz berubah status menjadi terjaga. Siapakah yang menjaganya? Dialah Tuhan. Hal ini bukan sekedar argumentasi, sebab seorang yang menjaga agama Tuhan, Tuhan akan menjaganya.      احفظ الله يحفظك (الحديث) 
Ketiga, atau yang terakhir adalah Sulaiman. Kata yang terakhir ini tidak memiliki makna, sebab nama ini adalah ajam dan tidak memiliki akar kata dalam bahasa arab. Namun, ada hal yang menarik dari nama ini. Sulaiman, iya Nabi Sulaiman, beliau adalah putra Nabi Daud AS. Seorang Nabi yang bijaksana dan raja yang adil. Keadilannya memenuhi mahluk dibumi, sampai semua mahluk merasakan keadilan sang Nabi merangkap raja ini. Hf Sul tidak berharap menjadi Nabi dan tidak pula menjadi raja. Tetapi dalam hal spiritual, Hf Sul memiliki sepucuk harapan untuk terus berjalan dalam proses yang kontinu, demi mencapai hirarki agung disisi Tuhan. Walau keadaan Hf Sul hari ini mungkin sejauh bumi dengan langit. Tetapi cita dan harapan Hf Sul bukan sekedar cita dan harapan tetapi telah memulai berjalan pelan. Ketidak mampuan Hf Sul berlari tentu karena ketiadaan pembimbing, yang dalam istilah tasawuf ‘amali disebut guru mursyid. Siapapun memang tidak akan dapat mencapai derajat kenabian, tetapi siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk menaggalkan status Basyar dan meluncur menuju kasta Insan. Itulah harapan yang pertama dari jiplakan makna spiritual Nabi Sulaiman. Dan yang kedua adalah status Sulaiman sebagai raja. Hf Sul memiliki sebuah minat melanggeng menuju kursi politik. Hf Sul tidak memperbesar harapan untuk sukses dalam minat ini, namun Insya Allah akan berusaha mewujudkannya. Satu hal yang lebih agung dari mimpi ini adalah ketika Hf Sul telah ditaqdirkan sebagai pemimpin, baik dalam hal politik atau pemimpin dalam berbagai bentuk lainnya, atau bahasa agamanya adalah dimana setiap orang merupakan pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Dari kepemimpinan ini kemudian Hf Sul ingin lahir sebagai reinkarnasi dari raja Sulaiman. Tentu bukan reinkarnasi jisim, melainkan reinkarnasi ketegasan dalam mengambil kebijakan, keadilan dalam hukum, kedermawanan dalam membagi, kearifan menentukan sikap, kepiawaian dalam mengatur dan menata, kecerdasan dalam berfikir dan menjelaskan strategi, ketelitian dalam administrasi dan yang terakhir adalah kebijaksanaan dalam segala hal yang menyangkut kepentingan rakyat khususnya dan maslahat dunia akhirat umumnya.


Harapan-Harapan
Sering mendengar sebuah pertanyaan, apalah arti sebuah nama. Sekilas terfikirkan pertanyaan ini sepertinya kurang menyadari eksistensi dirinya yang tercermin dalam nama. Bagi Hf Sul nama adalah sebuah pesan, iya sebuah pesan penting. Sepenting risalah kenabian, dan memang mirip risalah kenabian. Sebab pesan-pesan yang terkandung dalam keragaman arti nama Hf Sul merupakan sebuah risalah khusus dari Tuhan dan hanya untuk Hf Sul. Risalah khusus pribadi yang tidak wajib mepublikasikannya kepada eksternal pribadi ini. Risalah ini datang untuk dipegang erat dan jalani pelan-pelan. Meminjam istilah Agama yaitu menjadi hamba yang sholeh dan taat pada Tuhan sampai hembusan nafas terakhir.
Terakhir disini Hf Sul ingin mengungkapkan kesimpulan harapan Hf Sul dari tiga kata. Pertama, dari Abdul. Hf Sul berharap menjadi mahluk Tuhan yang selalu memegang teguh tauhid, menyembah sesuai kehendak Tuhan, dan mampu mengabdikan diri pada ranah yang menjadikan Negara da ummat Islam gemilang, segemilang harapan yang tidak pernah pupus. Kedua, dari kata Hafiz, berharap dapat menjaga risalah khusus pemberian Tuhan kepada Hf Sul. Menjaga yang harus dijaga, melindungi yang harus dilindungi dan memperbaiki keadaan disekitar Hf Sul dengan free will pemberian Tuhan. Hf Sul tidak lagi berharap menjadi pengahafal Qur’an yang pernah Hf Sul harapkan dan tidak dapat tersampaikan. Terakhir harapan Hf Sul dari kata Hafiz adalah ingin selalu mengingat ajaran Tuhan selama hayat, dan mampu memegang syahadatain di akhir nafas. Ketiga, dari kata Sulaiman, Hf Sul berharap menjadi reinkarnasi raja sulaiman. Bukan reinkarnasi jisim tetapi reinkarnasi dalam sifat-sifat agungnya sebagaimana yang telah Hf Sul sebutkan diatas. Sekian dan salam sejahtera.






[1] Sebuah tradisi yang biasa pada masyarakat pedesaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read more: http://www.caraseoblogger.com/2013/11/cara-menambahkan-animasi-burung-twitter.html#ixzz3GY9CTcvx