Minggu, 19 Oktober 2014

Satu Tuhan Banyak Agama

A.   Sekapur sirih
Sebenarnya, kericuhan, sensitifitas dan fanatisme keyakinan berasal dari kedangkalan pengetahuan, hakikat keragaman keyakinan. Jika manusia menyadari kalau Tuhanlah akar dari keragaman ini. Mungkin akan sedikit reda saling hujat, dan saling memerangi. Banyak yang belum menyadari kalau tuhan itu hanya satu, untuk seluruh ummat manusia. Berbeda ritus, dan jalan serta wadah bukan berarti beda tuhan. Bahkan tuhan sendiri menghendaki keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan di alam semesta ini.Senadainya Dia menghendaki ummat ini akan dijadikan menjadi komunitas ummat yang satu (an-nahl:93).Baik dalam kepercayaan, agama, ras, suku, bangsa, budaya dan seluruhnya sama. tentu saja tuhan bisa melakukannya, namun Dia memilih tidak melakukannya. Dia mengehndaki keragaman.Satu yanag terpenting,semua adalah kehendakNya.baik dan buruk, kafir dan mukmin, jahad dan taat di sisiNya, semuanya merupakan kebaikan, sebuah menifestasi dari sifat-sifatNya yang agung.
B.   Esoteris dan eksoteris
Secara etimologi esoterisme berasal dari bahasa yunani esoteros lalu menjadi esoterikos, kata dasarnya eso berarti di dalam atau suatu hal yang bersifat bathin, mistik. Dan Eksoterisme berasal dari kata eksoterikos, ekso berarti sesuatu yag berada di luar. Tanpa esoterisme agama bagiaikan manusia tanpa jantung. Sebaliknya tanpa eksoterisme agama bagaikan tak berbentuk, tak berwujud karena itu tak akan di kenal.
Di dalam konsep kesatuan agama, di tekankan dalam makna esoterisme, sedangkan dalam hal eksoterisme adalah merupakan bentuk kulit yang menjadi lahan perdebatan dan permusuhan.Artinya eksoterisme adalah bentuk yang tidak dapat di fahami bagi yang tidak melihat makna bathin.
C.   Sebab  keragaman agama dan bentuk ritus
Keragaman syare’at dan keyakinan ummat manusia adalah bermula dari penampakan diri (tajalli) Tuhan di alam fenomena. Ketika ber-tajalli dalam bentuk nama-namaNya yang konkret, manusia lalu merespon berdasarkan kadar pengetahuan, kontek kultur, dan pengalaman keagamaan masing-masing, hingga turut mempertegas perbedaan keyakinan akan tuhan. Intraksi antara tajalli dan respon manusia, menyebabkan munculnya jalan-jalan yang beragam menuju tuhan.
Tuhan sendiri adalah problema pertama dari perbedaan pendapat yang muncul di alam ini. Karena hal pertama apa yang di lihat oleh segala sesuatu adalah penyebab bagi keberadaannya sendiri. Dalam dirinya sendiri segala sesuatu mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak ada,  kemudian menjadi ada melalui asal-usul duniawi. Namun, dalam proses menjadi ada, kecendrungan watak sesuatu itu berbeda. Karena itu mereka mempunyai pendapat berbeda tentang penyebab yang menyebabkan mereka ada.Dengan demikian al-haqq (yang maha benar) adalah problema pertama yang menyebabkan perbedaan di alam ini.“Aku adalah harta simpanan tersembunyi, karena itu aku rindu untuk dikenal.Maka aku ciptakan mahluk, sehingga melalui-Ku mereka mengenali-Ku” (hadis qudsi).konsep tajalli lahir dari pandangan hadis ini.
Konsep tajalli adalah tiang filsafat dan pemikiran sufistik ibnu arobi yang melandasi konsep wahdat al-wujud. Sbebarnya kata wahdat al-adyan tidak pernah terlintas dalam karya tiga sufi pemikiran mereka adalah landasan pertama lahirnya konsep wahdat al-adyan. Tajalli terjadi secara terus menerus tanpa awal dan tanpa akhir, selama-lamanya aada dan akan selalu ada.Dari sisi form atau bentuk agama, masing-masing meyakini form-nya lebih tinggi di banding form yang lain, maka mustahil orang akan bersikap begitu setia (fanatic) terhadap agamanya. Penting di ingat bahwa bentuk-bentuk itu adalah manifestasi dari sifat2Nya.
Bagi rumi tuhan menampakkan diriNya pada ribuan cara, dan bentuk, serta selalu hadir di setiap saat pada ribuan cara yang berbeda pula. Bagi rumi tuhan memiliki dua sifat: kemurah hatian dan kemurkaan, para nabi adalah manifestasi dari dua sifat tsb. Dan para kafir adalah wujud dari tajalli sifat kemurkaan tsb.
D.   Kesatuan esensi dan tujuan
Agama-agama hanya berbeda, bahkan bertentangan pada level bentuk, manifestasi atau perwujudanNya seperti di jelaskan dalam teori schuon dan nasr. Pada level esesi, agama hanya satu dan sama berasal dari tuhan yang sama. kesatuan agama-agama dalam pengetian esensi ini berarti kesatuan esensial agama-agama.Bahkan agama brahma menurut al-jili menyembah Allha secara mutlak, mereka mengakui ke-Esa-anNya.Hanya saja mereka meolak para nabi dan rasul secara mutlak.Esensi (sumber ) hanya satu, tetapi hokum-hukumnya beraneka. Hal yang demikian itu tidak tampak, kecuali bagi orang yang mengetahui  (ibnu ‘arobi).
Tamsil-tamsil Rumi
o   Satu sinar matahari di langit mengambil bentuk ratusan cahaya, ketika masuk ke dalam sebuah rumah, tetapi ketika tembok rumah kau robohkan, ratusan cahaya itu seseunggunya menjadi satu ketika rumah lenyap, yang tersisa dari keimanan adalah satu jiwa.
o   Empat orang asing dari bangsa yang berbeda, di beri uang dinar untuk membeli apel. Yang pertama berkata: serahkan uangnya, akan aku belikan apel, yang kedua berkata: ah jangan, aku ingin membeli tuffah, yang ketiga dan ke empat juga mengatakan keinginannya dalam bahasanya masing-masing. Padahal tujuannya satu dan sama walau dengan bahasa berbeda.
o   Seekor gajah di datangkan, di taruh di ruangan gelap, dan semua orang di ijinkan memeganginya. Yang memegang belalainya mengatakan gajah itu seperti pipa saluran air, yang memegang kupingnya mengatakan gajah itu seperti kipas angin dan yang memegang kakinya mengatakan gajah itu seperti tiang. Dan di nyalakanlah lilin, dan merekapun dapat mempersatukan pandangannya.

E.    Jalan menuju tuhan
Agama adalah wadah, dan wadah menurut al-jili jangan terlalu di permasalahkan, namun isilah yang harus di cari, jalan menuju tuhan itu sangat banyak, bahkan sebanyak nafas manusia, hanya dengan penglihatan yang sempit yang memandang jalan itu hanya satu, apalagi satu-satunya. Manuisa tanpa terkecuali dan mahluk umumnya memiliki jalan masing, dan jalan itu bukanlah mutlak atas kehendak diri mereka dan bukan pula mutlak tanpa kehendak yang Esa. Seluruh keyakinan itu, jalan menuju tuhan,  yang bengkok dan yang lurus, yang mudah dan rumit, betemu pada satu titik yaitu tuhan. Dalam do’a, masing-masing bahkan berdo’a, wahai pencipta semesta, wahai zat yang maha.Dalam kontek ini, yang manapun jalannya, zat yang maha itu tentu mendengarnya.Bahkan ateis sekalipun, adalah penempuh salah satu jalan dari jalan-jalan tersebut.Sesungguhnya tuhan adalah zat yang di sembah oleh semua manusia (mahluk).Sejak seluruh perjalanan (diciptakan) (rumi).
Setiap orang dan setiap sesuatu memuja-Mu di jalan yang berbeda-beda, yang satu tidak meyadari keadaan spiritual yang lain, manusia tidak percaya kepada bentuk pemujaan yang di panjatkan oleh benda-benda mati, padahal benda-benda mati itu adalah guru yang membentuk adanya pemujaan. O setiap orang, dalam tujuh puluh dua golongan itu, sesungguhnya tidak menyadari kesejatian spiritualitas satu sama lain, dan dalam keraguan yang nyata (rumi).
Berapa banyak jalan untuk sampai ke ka’bah?Tapi engkau lihat  bahwa semua jalan itu bertemu di ka’bah. Semua orang berada pada kesesuaian dan kesepakatan bathin menuju ka’bah. Tempat dimana tidak ada runag untuk berselisih.(Rumi).
Ketika turun firman allah swt. “Sesungguhnya ini adalah jalanKu yang lurus”, rasulullah membuat garis lurus di tanah dan beberapa garis lain di sebelah kiri dan kanan garis pertama. Kemudian ia meletakkan jarinya di atas garis itu, seraya membaca ayat “dan sesungguhnya ini adalah jalan yang lurus dan maka ikutilah olehmu, dan janganlah mengikuti jalan-jalan itu” (sembari menunjuk jalan-jalan yang terdapat di sebelah kiri dan kanan garis yang lurus), karena menyebabkan kalian bercerai berai dari jalanNya. (sembari menujuk garis yang lurus).
Apa yang mesti kulakukan o muslim? Sebab aku tak kenal diriku. Aku bukan nasrani, bukan yahudi, bukan majusi, bukan pula muslim. Aku tidak dari timur, tidak dari barat, tidak dari daratan, tidak dari lautan. O tempatku tak bertempat, jejakky tak berjejak, tempat asalku bukan tubuh dan jiwa, sebab aku adalah milik jiwa sang kekasih (Rumi).
F.    Tuhan yang berbentuk dan tak berbentuk
Fenomena tak terbantahkatn di alam raya ini, manusia memiliki keyakinan dan persepsi yang berbeda tentang tuhan, masing-masing menolak tawaran konsep tuhan satu sama lain. Bahkan anda melihat bagaimana manusia taruhan nyawa membela konsep ketuhanan yang mereka yakini, lalu apakah ini terjadi dengan sendirinya dan anda akan mengatakan ini adalah di luar kehendak tuhan,?
Manusia mengikat kepercayaan mereka masing-masing tentang tuhan, tatkala bentuk-bentuk tuhan itu tampak pada mereka secara berbeda-beda, merekapun menyaksikanNya dan mengingkariNya sesuai persepsi masing-masing.(Ibnu Arabi).
Al-jili: hanya ada satu realitas sebenarnya, realitas tunggal itu adalah wujud mutlak, yang bebas dari segenap pemikiran, hubungan, arah dan waktu. Ia adalah esensi murni, tidak bernama, tidak bersifat, dan tidak memiliki relasi dengan sesuatu apapun. Lalu yang mutlak ingin dikenal, maka ia mengungkapkan diri (ber-tajalli) melalui nama dan sifatNya, yang kemudian mengejewantah melaui wadah alam semesta. Karena itu, sebenarnya alam semesta ini tidak lain adalah bentuk lahir dari penampakan nama dan sifat-sifat tuhan, atau dapat dikatakan sebagai nama dan sifat tuhan yang konkrit, smemntara nama dan sifat yang ada pada tuhan masih abstrak. Setiap nama dan sifat illahi mengambil bentuk lahir pada alam. Sifat yg ada pada tuhan di sebut ilahiyyah dan ketika ia telah mengejewantah pada alam di sebut kianiyyah
Intinya,Tuhan itu Imanen dalam bentuk (tuhan yang berbentuk), dapat difikirkan, di persepsi, berbentuk, tuhan personal, yg di kenal dan di fahami manusia.Tuhan aksiden dalam zat (tuhan yang tak berbentuk), yang mutlak, tak dapat di persepsi, tidak dapat dikenal, tidak dapat di konsepsikan dan tidak terikat ruang dan waktu, ini juga tak lepas dari respon manusia atas tajalli tuhan. Seperti patung-patung, api, planet, masa dan lainnya. Bentuk-bentuk yang berbeda-beda ini hanya tertuju pada yang maha Esa.
Ketika engkau menyembah bentuk luar (sesembahan) ia terlihat dua bagimu, namun bagi seorang yang dapat lari dari (melampui) bentuk yang dua itu sejatinya menjadi satu, jika engkau lihat bentuk, matamu adalah dua tetaplah cahaya yang muncul dari mata sungguh mustahil untuk membedakan cahaya dari dua mata, jika seorang kehilangan pandangan akan cahaya (rumi).
Daftar pustaka :
Media zainul bahri, Satu tuhan banyak agama (Jakarta: penerbit al-mizan, 2011)

1 komentar:

  1. Casino Roll
    Play Responsibly. Our responsibility is to ensure all members of the 배팅 사이트 casino and all other players 있는 are 온라인 바카라 사이트 aware of the age 벳 삼육오 of age limit. Casinos in Colorado. 인터넷바카라 Play Responsibly.

    BalasHapus

Read more: http://www.caraseoblogger.com/2013/11/cara-menambahkan-animasi-burung-twitter.html#ixzz3GY9CTcvx