Sebenarnya,
kericuhan, sensitifitas dan fanatisme keyakinan berasal dari kedangkalan pengetahuan, hakikat keragaman keyakinan. Jika manusia menyadari kalau Tuhanlah akar dari keragaman ini. Mungkin akan sedikit
reda saling hujat, dan saling memerangi. Banyak yang belum menyadari kalau tuhan
itu hanya satu, untuk seluruh ummat manusia. Berbeda ritus, dan jalan serta
wadah bukan berarti beda tuhan. Bahkan tuhan sendiri menghendaki keberagaman
dalam seluruh aspek kehidupan di alam semesta ini.Senadainya Dia menghendaki
ummat ini akan dijadikan menjadi komunitas ummat yang satu (an-nahl:93).Baik
dalam kepercayaan, agama, ras, suku, bangsa, budaya dan seluruhnya sama. tentu
saja tuhan bisa melakukannya, namun Dia memilih tidak melakukannya. Dia
mengehndaki keragaman.Satu yanag terpenting,semua adalah kehendakNya.baik dan
buruk, kafir dan mukmin, jahad dan taat di sisiNya, semuanya merupakan
kebaikan, sebuah menifestasi dari sifat-sifatNya yang agung.
B.
Esoteris dan
eksoteris
Secara etimologi esoterisme berasal dari bahasa yunani esoteros
lalu menjadi esoterikos, kata dasarnya eso berarti di dalam atau
suatu hal yang bersifat bathin, mistik. Dan Eksoterisme berasal dari kata
eksoterikos, ekso berarti sesuatu yag berada di luar. Tanpa esoterisme agama
bagiaikan manusia tanpa jantung. Sebaliknya tanpa eksoterisme agama bagaikan
tak berbentuk, tak berwujud karena itu tak akan di kenal.
Di dalam konsep kesatuan agama, di tekankan dalam makna esoterisme,
sedangkan dalam hal eksoterisme adalah merupakan bentuk kulit yang menjadi
lahan perdebatan dan permusuhan.Artinya eksoterisme adalah bentuk yang tidak
dapat di fahami bagi yang tidak melihat makna bathin.
C.
Sebab keragaman agama dan bentuk ritus
Keragaman syare’at dan keyakinan ummat manusia adalah bermula dari
penampakan diri (tajalli) Tuhan di alam fenomena. Ketika ber-tajalli dalam
bentuk nama-namaNya yang konkret, manusia lalu merespon berdasarkan kadar
pengetahuan, kontek kultur, dan pengalaman keagamaan masing-masing, hingga
turut mempertegas perbedaan keyakinan akan tuhan. Intraksi antara tajalli dan
respon manusia, menyebabkan munculnya jalan-jalan yang beragam menuju tuhan.
Tuhan sendiri adalah problema pertama dari perbedaan pendapat yang
muncul di alam ini. Karena hal pertama apa yang di lihat oleh segala sesuatu
adalah penyebab bagi keberadaannya sendiri. Dalam dirinya sendiri segala
sesuatu mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak ada, kemudian menjadi ada melalui asal-usul
duniawi. Namun, dalam proses menjadi ada, kecendrungan watak sesuatu itu
berbeda. Karena itu mereka mempunyai pendapat berbeda tentang penyebab yang
menyebabkan mereka ada.Dengan demikian al-haqq (yang maha benar) adalah
problema pertama yang menyebabkan perbedaan di alam ini.“Aku adalah harta
simpanan tersembunyi, karena itu aku rindu untuk dikenal.Maka aku ciptakan
mahluk, sehingga melalui-Ku mereka mengenali-Ku” (hadis qudsi).konsep
tajalli lahir dari pandangan hadis ini.
Konsep tajalli adalah tiang filsafat dan pemikiran sufistik ibnu
arobi yang melandasi konsep wahdat al-wujud. Sbebarnya kata wahdat al-adyan
tidak pernah terlintas dalam karya tiga sufi pemikiran mereka adalah landasan
pertama lahirnya konsep wahdat al-adyan. Tajalli terjadi secara terus menerus
tanpa awal dan tanpa akhir, selama-lamanya aada dan akan selalu ada.Dari sisi
form atau bentuk agama, masing-masing meyakini form-nya lebih tinggi di banding
form yang lain, maka mustahil orang akan bersikap begitu setia (fanatic)
terhadap agamanya. Penting di ingat bahwa bentuk-bentuk itu adalah manifestasi
dari sifat2Nya.
Bagi rumi tuhan menampakkan diriNya pada ribuan cara, dan bentuk,
serta selalu hadir di setiap saat pada ribuan cara yang berbeda pula. Bagi rumi
tuhan memiliki dua sifat: kemurah hatian dan kemurkaan, para nabi adalah
manifestasi dari dua sifat tsb. Dan para kafir adalah wujud dari tajalli sifat
kemurkaan tsb.
D.
Kesatuan esensi
dan tujuan
Agama-agama hanya
berbeda, bahkan bertentangan pada level bentuk, manifestasi atau perwujudanNya
seperti di jelaskan dalam teori schuon dan nasr. Pada level esesi, agama hanya
satu dan sama berasal dari tuhan yang sama. kesatuan agama-agama dalam
pengetian esensi ini berarti kesatuan esensial agama-agama.Bahkan agama brahma
menurut al-jili menyembah Allha secara mutlak, mereka mengakui
ke-Esa-anNya.Hanya saja mereka meolak para nabi dan rasul secara mutlak.Esensi (sumber ) hanya satu, tetapi hokum-hukumnya beraneka. Hal
yang demikian itu tidak tampak, kecuali bagi orang yang mengetahui (ibnu ‘arobi).
Tamsil-tamsil Rumi
o
Satu
sinar matahari di langit mengambil bentuk ratusan cahaya, ketika masuk ke dalam
sebuah rumah, tetapi ketika tembok rumah kau robohkan, ratusan cahaya itu
seseunggunya menjadi satu ketika rumah lenyap, yang tersisa dari keimanan
adalah satu jiwa.
o
Empat
orang asing dari bangsa yang berbeda, di beri uang dinar untuk membeli apel.
Yang pertama berkata: serahkan uangnya, akan aku belikan apel, yang kedua
berkata: ah jangan, aku ingin membeli tuffah, yang ketiga dan ke empat juga
mengatakan keinginannya dalam bahasanya masing-masing. Padahal tujuannya satu
dan sama walau dengan bahasa berbeda.
o
Seekor
gajah di datangkan, di taruh di ruangan gelap, dan semua orang di ijinkan
memeganginya. Yang memegang belalainya mengatakan gajah itu seperti pipa
saluran air, yang memegang kupingnya mengatakan gajah itu seperti kipas angin
dan yang memegang kakinya mengatakan gajah itu seperti tiang. Dan di
nyalakanlah lilin, dan merekapun dapat mempersatukan pandangannya.
E.
Jalan menuju
tuhan
Agama adalah wadah, dan wadah menurut al-jili jangan terlalu di
permasalahkan, namun isilah yang harus di cari, jalan menuju tuhan itu sangat
banyak, bahkan sebanyak nafas manusia, hanya dengan penglihatan yang sempit
yang memandang jalan itu hanya satu, apalagi satu-satunya. Manuisa tanpa
terkecuali dan mahluk umumnya memiliki jalan masing, dan jalan itu bukanlah
mutlak atas kehendak diri mereka dan bukan pula mutlak tanpa kehendak yang Esa.
Seluruh keyakinan itu, jalan menuju tuhan,
yang bengkok dan yang lurus, yang mudah dan rumit, betemu pada satu
titik yaitu tuhan. Dalam do’a, masing-masing bahkan berdo’a, wahai pencipta
semesta, wahai zat yang maha.Dalam kontek ini, yang manapun jalannya, zat yang
maha itu tentu mendengarnya.Bahkan ateis sekalipun, adalah penempuh salah satu
jalan dari jalan-jalan tersebut.Sesungguhnya tuhan adalah zat yang di sembah
oleh semua manusia (mahluk).Sejak seluruh perjalanan (diciptakan) (rumi).
Setiap orang dan setiap sesuatu memuja-Mu di jalan yang
berbeda-beda, yang satu tidak meyadari keadaan spiritual yang lain, manusia
tidak percaya kepada bentuk pemujaan yang di panjatkan oleh benda-benda mati,
padahal benda-benda mati itu adalah guru yang membentuk adanya pemujaan. O
setiap orang, dalam tujuh puluh dua golongan itu, sesungguhnya tidak menyadari
kesejatian spiritualitas satu sama lain, dan dalam keraguan yang nyata (rumi).
Berapa banyak jalan untuk sampai ke ka’bah?Tapi engkau lihat bahwa semua jalan itu bertemu di ka’bah.
Semua orang berada pada kesesuaian dan kesepakatan bathin menuju ka’bah. Tempat
dimana tidak ada runag untuk berselisih.(Rumi).
Ketika turun firman allah swt. “Sesungguhnya ini adalah jalanKu
yang lurus”, rasulullah membuat garis lurus di tanah dan beberapa garis lain di
sebelah kiri dan kanan garis pertama. Kemudian ia meletakkan jarinya di atas
garis itu, seraya membaca ayat “dan sesungguhnya ini adalah jalan yang lurus
dan maka ikutilah olehmu, dan janganlah mengikuti jalan-jalan itu” (sembari
menunjuk jalan-jalan yang terdapat di sebelah kiri dan kanan garis yang lurus),
karena menyebabkan kalian bercerai berai dari jalanNya. (sembari menujuk garis
yang lurus).
Apa yang mesti kulakukan o muslim? Sebab aku tak kenal diriku. Aku
bukan nasrani, bukan yahudi, bukan majusi, bukan pula muslim. Aku tidak dari
timur, tidak dari barat, tidak dari daratan, tidak dari lautan. O tempatku tak
bertempat, jejakky tak berjejak, tempat asalku bukan tubuh dan jiwa, sebab aku
adalah milik jiwa sang kekasih (Rumi).
F.
Tuhan yang
berbentuk dan tak berbentuk
Fenomena tak
terbantahkatn di alam raya ini, manusia memiliki keyakinan dan persepsi yang
berbeda tentang tuhan, masing-masing menolak tawaran konsep tuhan satu sama
lain. Bahkan anda melihat bagaimana manusia taruhan nyawa membela konsep
ketuhanan yang mereka yakini, lalu apakah ini terjadi dengan sendirinya dan
anda akan mengatakan ini adalah di luar kehendak tuhan,?
Manusia mengikat kepercayaan mereka masing-masing tentang tuhan,
tatkala bentuk-bentuk tuhan itu tampak pada mereka secara berbeda-beda,
merekapun menyaksikanNya dan mengingkariNya sesuai persepsi masing-masing.(Ibnu
Arabi).
Al-jili: hanya
ada satu realitas sebenarnya, realitas tunggal itu adalah wujud mutlak, yang
bebas dari segenap pemikiran, hubungan, arah dan waktu. Ia adalah esensi murni,
tidak bernama, tidak bersifat, dan tidak memiliki relasi dengan sesuatu apapun.
Lalu yang mutlak ingin dikenal, maka ia mengungkapkan diri (ber-tajalli)
melalui nama dan sifatNya, yang kemudian mengejewantah melaui wadah alam
semesta. Karena itu, sebenarnya alam semesta ini tidak lain adalah bentuk lahir
dari penampakan nama dan sifat-sifat tuhan, atau dapat dikatakan sebagai nama
dan sifat tuhan yang konkrit, smemntara nama dan sifat yang ada pada tuhan
masih abstrak. Setiap nama dan sifat illahi mengambil bentuk lahir pada alam.
Sifat yg ada pada tuhan di sebut ilahiyyah dan ketika ia telah
mengejewantah pada alam di sebut kianiyyah
Intinya,Tuhan itu Imanen dalam bentuk (tuhan yang berbentuk), dapat
difikirkan, di persepsi, berbentuk, tuhan personal, yg di kenal dan di fahami
manusia.Tuhan aksiden dalam zat (tuhan yang tak berbentuk), yang mutlak, tak
dapat di persepsi, tidak dapat dikenal, tidak dapat di konsepsikan dan tidak
terikat ruang dan waktu, ini juga tak lepas dari respon manusia atas tajalli
tuhan. Seperti patung-patung, api, planet, masa dan lainnya. Bentuk-bentuk
yang berbeda-beda ini hanya tertuju pada yang maha Esa.
Ketika engkau menyembah bentuk luar (sesembahan) ia terlihat dua
bagimu, namun bagi seorang yang dapat lari dari (melampui) bentuk yang dua itu
sejatinya menjadi satu, jika engkau lihat bentuk, matamu adalah dua tetaplah
cahaya yang muncul dari mata sungguh mustahil untuk membedakan cahaya dari dua
mata, jika seorang kehilangan pandangan akan cahaya (rumi).
Daftar pustaka :
Media zainul bahri, Satu tuhan banyak agama (Jakarta:
penerbit al-mizan, 2011)
Casino Roll
BalasHapusPlay Responsibly. Our responsibility is to ensure all members of the 배팅 사이트 casino and all other players 있는 are 온라인 바카라 사이트 aware of the age 벳 삼육오 of age limit. Casinos in Colorado. 인터넷바카라 Play Responsibly.